BAB
I
PEMBAHASAN
INTI SARI
A. PENDAHULUAN
Apakah hipnosis itu sesuatu yang sarat denagn nuansa sihir ataupun magis?
Jika anda berpikir jawabannya iya, anda salah. Sebenarnya hipnosis adalah
sebuah fenomena rasional dan alamiah, yang kondisinya sering kita jumpai
sehari-hari. Namun, mengapa masih banyak orang yang menganggap kegiatan
hipnotisme sebagai sesuatu yang aneh, bahkan berkesan menyeramkan (Wong &
Hakim, 2009). Dalam literatur hpnisis sebenarnya kondisi hipnosis adalah
kondisi atau keadaan saat manusia cenderung lebih “sugestif”. Ketika berada
dalam kondisi seperti itu, berarti seseorang dengan mudah menerima informasi
atau saran-saran dari orang lain (Wong & Hakim, 2009).
Setiap orang pernah mengalami kondisi hipnosis karena memang merupakan
fenomena yang alamiah. Hipnosis sama halnya ketika anda mengalami
pengalaman-pengalaman sepert berikut :
1.
Anda menonnton sinetron hingga terhanyut sampai ikut menangis.
2.
Anak anda asyik main game hingga lupa waktu.
3.
Anda asyik membaca biki
hinggatidak mendengar ketika di panggil teman.
4.
Anda tidak merasa sakit saat kaki anda tergores sampai berdarah ketika
berjalan dan asyik dengan sesuatu yang anda kerjakan.
5.
Dalam tidur, anda bermimpi sehingga dalam mimpi itu anda menganggap apa
yang anda hadapi adalah nyata.
6.
Anda khusyuk dala do’a dan zikir yang membuat anda hanya fokus pada
Tuhan.
7.
Anda meditasi hingga merasa seperti terbang (lavitasi) (Fachri, 2008).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, persepsi masyarakat
terhadap hipnosis secara perlahan-lahan telah bergeser dari persepsi negatif
menjadi positif. Pandangan hipnosis tentang hal-hal uyang berhubungan dengan
unsur magis, mistis, berkaitan dengan kuasa kegelapan, pelan-pelan telah bergeser
menjadi logis dan ilmiah. Hal itu terjadi karena metodologi pembelajaran
hipnosis memudahkan setiap orang mempelajarinya (Hakim, 2010).
Sebenarnya, manfaat hipnosis telah dirasakan ke berbagai bidang
kehidupan, dari pelajar, pengajar, dan praktisi medis telah mnerapkan hipnosis
untuk berbagai hal. Sebagai contoh, hipnosis untuk meningkatkan kualitas diri,
memotivasi diri, mengatasi berbagai gangguan emosional, membantu proses
penyembuhan, meningkatkan prestasi seseorang, memudahkan praktisi medis dalam
penanganan pasien (Hakim, 2010).
B.
PENGERTIAN
Kata hipnosis yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hypnos yang berarti ‘tidur’. Istilah tersebut dikenalkan oleh James
Braid’s pada 1843 dengan arti yang lebih dalam, yaitu”neurohipnosis”, yang
berarti ‘tidur dari sistem saraf’ (Hakim, 2010). Hipnosis dapat diartikan
sebagai sebuah kondisi relaks, fokus, atau konsentrasi (Wong & Hakim,
2009).
Seseorang yang dalam kondisi hipnosis alan menampilkan beberapa
karakteristik dan kecendurangan yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang
tiodak dalam kondisi hpnosis. Dalam kondisi hipnosis, seseorang cenderung lebih
mudah menerima saran atau sugesti (hyper-sugestion)
(Hakim, 2010).
Hipnoterapi merupakan terapi yang dilakukan oleh seorang hipnoterapis
kepada klien yang berada dalam kondisi hipnosis. Dengan sugesti penyembuhan,
hipnoterapi bisa memodifikasi perilaku klien, dari emosional, sikap, hingga
berbagai macam kondisi. Dalam hal ini, termasuk kebiasaan buruk, kecemasan,
stress yang berhubungan dengan penyakit akut maupun kronis, manajemen rasa
sakit dan nyeri, dan perkembangannya pribadi manusia (Hakim, 2010).
Hipnoterapis adalah seorang terapis yang menggunakan hipnoterapis sebagai
prosedur utama dalam membantu klien untuk mencapai tujuan mereka. Seorang
hipnoterapis sering memliki perbedaan pandang dengan therapist emosional
lainnya karena hipnoterapis berfokus
pada peran pikiran bawah sadar klien serta pengaruhnya di dalam kehidupan klien
(Hakim, 2010).
C.
TEKNIK
Teknik hipnoterapi
merupakan penggabungan anatara berbagai keahliann yang memiliki nilai seni yang
tinggi. Dalam hipnoterapi, penyembuhan dilakukan untuk mengatasi berbagi
permasalahan atau gangguan.Oleh katrena itu, di dalam dunia hipnoterapi tidak
dikenal adanya penyakit. Penyembuhan adalah mengembalikan keadaan sehat sedia
kala secara menyeluruh, sementara pengobatan adalah menghilangkan penyakit dan
seluruh gejala-gejalanya (Hakim, 2010).
Ada perbedaan yang signifikan saat seseorang merasa sakit atau divonis
sakit. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk dapat merasakan,
ternasukmerasakan lelah, letih, dan lesu. Intinya, ada ketidaknyamanan
seseorang yang telah dirasakannya, tetapi terkadang seseorang tidak
maumerasakan maksud dan tujuan dari mekanisme tubuh yang seharusnnya
memperingatinya untuk bisa relaksasi dan beristirahat (Hakim, 2010).
Hipnoterapi bertujuan mengembalikan setiap perubahan negatif menuju
sebuah tataran semula atau keadaan sedia kala. Itulah mengapa dalam setiap sesi
hipnoterapi, tidak mengenal adanya diagnosis penyakit ataupun mengevaluasi
penyakit-penyakit yang ada di tubuh klien (Hakim, 2010).
Proses penyembuhan tidak terlepas dari manajemen seseorang untuk menuju
sebuah titik kesembuhan disertai dengan niat dan tekad. Hal itu diiringi juga
oleh pendekatan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jika seorang klien jauh-jauh
dari luar kota datang seorang hipnoterapis, dapat dibayangkan bagaimana tekad
dan keinginannnya untuk segera menyelesaikan dan menuntaskan permasalahannya.
Dalam situasi ini, sebenarnya terjadi sebuah mekanisme “self healing”. Artinya sebelum klien tersebut sampai kepada
hipnoterapis yang bersangkutan efek penyembuhan telah terjadi sejak ia
memutuskan untu bertemu (Hakim, 2010).
BAB
II
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. KESIMPULAN
Sebenarnya kondisi hipnosis adalah kondisi atau
keadaan saat manusia cenderung lebih “sugestif”. Ketika berada dalam kondisi
seperti itu, berarti seseorang dengan mudah menerima informasi atau saran-saran
dari orang lain (Wong & Hakim, 2009).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi,
persepsi masyarakat terhadap hipnosis secara perlahan-lahan telah bergeser dari
persepsi negatif menjadi positif. Pandangan hipnosis tentang hal-hal uyang
berhubungan dengan unsur magis, mistis, berkaitan dengan kuasa kegelapan,
pelan-pelan telah bergeser menjadi logis dan ilmiah. Hal itu terjadi karena metodologi
pembelajaran hipnosis memudahkan setiap orang mempelajarinya (Hakim, 2010).
Sebenarnya, manfaat hipnosis telah dirasakan ke
berbagai bidang kehidupan, dari pelajar, pengajar, dan praktisi medis telah
mnerapkan hipnosis untuk berbagai hal. Sebagai contoh, hipnosis untuk
meningkatkan kualitas diri, memotivasi diri, mengatasi berbagai gangguan
emosional, membantu proses penyembuhan, meningkatkan prestasi seseorang,
memudahkan praktisi medis dalam penanganan pasien (Hakim, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Fachri, Hisyam A. (2008). The Real Art Of Hypnosis. Cetakan 8. Jakarta : Gagasmedia.
Hakim,
Andri. (2010). Hipnoterapi : Cara Tepat
& Cepat Mengatasi Stress, Fobia, Trauma, & Gangguan Mental Lainnya.
Cetakan 1. Jakarta : Visimedia.
Wong, W. dan Hakim, A. (2009). Dahsyatnya
Hipnosis. Cetakan 1. Jakarta : Visim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar